Akhirnya setelah sekitar 5 bulan berjalan, acara kompetisi memasak ini selesai sudah. Banyak kenangan, baik senang, sedih, kesal, cinta,  capek, jenuh, berantem, tawa, canda dan lainnya bercampur sejak proses pra produksi, produksi, hingga pasca produksi. Program TV ini saya bilang cukup fenomenal, karena sejak ditayangkan pertama kali sudah menuai banyak kritik dan pujian.  Dari segi rating dan share bisa dikatakan cenderung stabil dan meningkat.

Orang-orang di belakang layar kesuksesan MasterChef Indonesia (MCI) Season 1 adalah orang-orang yang berdedikasi tinggi (both teams, FremantleMedia & RCTI), dalam membuat program TV ini menjadi tontonan yang ditunggu setiap minggunya oleh pemirsa, layaknya sinetron stripping. I still can’t believe, kalo Augie Fantinus (celebrity) nangis saat Fero keluar dari kompetisi , dan girang bukan main saat Fero masuk lagi ke dalam kompetisi (source: Twitter Acc Augie). Ada seorang ibu yang bolos dari jadwal mengaji, gara-gara pengen nonton MCI (yang ini kurang bagus ya untuk ditiru ;p). Dan ada juga yang nunda “ngapel” pacar, demi nonton acara ini. Sampai ada seorang teman wanita yang pulang ke rumah duluan lho, saat reunian makan siang dengan temen-temen kantor (and it was happened to me, DUH!). Sebagian dari mereka bahkan merekam acara ini dan meng-uploadnya ke YouTube.

Kerja keras crew yang luar biasa, hingga banyak mengorbankan waktu pribadi, keluarga, social life selama masa produksi. Tapi rasanya itu semua seolah terbayar ketika acaranya tayang dengan rating  & share yang bagus dan sambutan positif berdatangan. Saya bangga menjadi bagian keluarga besar dari MasterChef Indonesia. I learned many new things,  got many new friends. And together, we had passed through many moments too  ;). Some of them also come and go. Foto-foto ini hanya sebagian crew saat di belakang layar, yang berhasil tertangkap kamera (aiih..sedap bahasanya).

Nah..saat ngantuk dan jenuh melanda, inilah yang terjadi....

Ketika Hari H tiba, saya keluaga sholat Ied di Mesjid Al-Ikhlas dekat rumah. Dan kita semua hampir aja telat. Dan itu jadi pengalaman. Next time, jam enam pagi, harus sudah siap berangkat ke Mesjid.