Twitter: Social Media Baru, Bentuk Gaya Hidup Baru

Si burung biru yang berkicau, "Tweet..!!" Manusia lahir sebagai makhluk sosial di muka bumi. Kita bergaul, kita menj...

Si burung biru yang berkicau, "Tweet..!!"

Manusia lahir sebagai makhluk sosial di muka bumi. Kita bergaul, kita menjalin hubungan sebagai sesama manusia. Kita memang tidak bisa hidup, tanpa kehadiran manusia lain dunia nyata. Tak hanya dunia nyata, di dunia maya yang kita sebut internet pun, kita juga menjalin hubungan dengan sesama manusia. Kehadiran social media network saat ini, membuat jarak dan waktu bukan masalah. Semua orang yang online di Internet dari manapun mereka berada bisa saling terkoneksi. Bahkan, kini sudah hadir sebuah media online games yang merepresentasikan karakter kita di dunia nyata. Kita bisa membentuk karakter virtual kita seperti mirip dengan aslinya, atau seperti apa yang kita mau.


Namun, kepopulerannya memang belum setara situs jejaring sosial yang kini telah marak digandrungi masyarakat, yaitu: Facebook & Twitter. Dua situs ini memang mirip, tapi Twitter memiliki keistimewaan tersendiri yaitu, kesederhanaan dan keunikan. Sederhana karena tampilan dan fiturnya memang dibuat lebih sederhana tapi fungsional, dan kesederhanaan inilah yang membuat Twitter diminati oleh masyarakat. Bahkan pada awalnya, Twitter tampil tanpa iklan. Dan kini walaupun sudah “ditempel” iklan, namun bentuknya tidak mengganggu mata,  karena tidak terlalu eksplisit. Kedua, keunikan Twitter. Twitter hadir dengan istilah unik dari setiap aktivitas/fitur yang bisa dilakukan di Twitter. Kata “tweet” digunakan untuk posting status, “retweet” digunakan untuk memposting kembali kata-kata orang yang kita “follow” di twitter. Kata “follow” adalah kata yang digunakan jika kita ingin mengikuti/melihat selalu postingan dari seseorang. Kata “hash-tag" (#) adalah bentuk keinginan kita untuk menjadikan kata dengan hash-tag tersebut agar jadi “main attention” pada tweet kita. Dan ketika seseorang menggunakan hash-tag yang sama dan kemudian diikuti banyak orang, ini bisa menjadi “trending topic”. Kata “trending topic” merupakan fitur Twitter, dimana kita bisa mengetahui topik apa yang sedang populer dibicarakan orang di twitter. Kita bisa mencari trending topic tersebut dalam batasan wilayah. Bukan hanya fitur dari Twitter yang memiliki keunikan. Namun platform dari pihak ketiga, yang memberikan fasilitas pendukung bagi pengguna twitter juga unik. Mereka mengkaitkan kata tweet dengan fasilitas lain yang menjadi keunggulannya, seperti “TwitVid”. Twitvid adalah situs layanan uploading video untuk di-share dengan followers di twitter. Ada juga “TwitPic”, sama halnya dengan TwitVid, TwitPic juga memberikan layanan jasa upload, namun khusus untuk foto. Selain itu, kini juga banyak Twitter Service lainnya terutama untuk layanan mobile Twitter. Yang paling populer di Indonesia adalah “UberSocial”. Awalnya UberSocial bernama UberTwitter, namun karena kata Twitter itu sudah dipatenkan sebelumnya, maka UberTwitter harus berganti nama menjadi UberSocial. 


Tampilan Twitter versi desktop

E! News juga punya segmen Celebri-tweet

Saya mengetahui  Twitter  dari teman saya Afni Sasmita (@aihijau), ketika dia mengirimkan email ajakan pertemanan di Twitter di pertengahan tahun 2008. Tapi, ketika itu kepopuleran Facebook jauh mendominasi di Indonesia, jadi saya kurang menghiraukan. Di bulan November, saat saya menonton E! Channel, saya melihat Twitter sangat populer dikalangan artis Hollywood dan Twitter menjadi bagian dari segmen khusus di E! News dengan nama “Celebri-Tweet”. Kemudian saya mencari artikel tentang kepopuleran Twitter di Amerika. Dan ternyata ini menarik minat saya untuk membuat akun di Twitter. Saya punya kesempatan untuk mengetahui aktivitas Idola saya dan berita-berita luar negeri. Di kala itu, saya belum punya BlackBerry, jadi saya mencari Twitter Service yang bisa digunakan untuk HP Nokia N3250 Express Music Edition saya. Kala itu saya menggunakan “UtweetMe”. Ini adalah Twitter Service sederhana tapi cukup menarik, karena paling tidak saya bisa online di HP. Kala itu saya juga belum punya banyak teman di Twitter, tapi saya cukup puas, karena saya bisa follow artis dalam dan luar negeri dan berbincang dengan  mereka. Ada yang membalas tweet saya, dan saya sangat senang sekali saat itu! HA!


Memang, Twitter cukup ampuh untuk berkomunikasi dengan idola yang kita tuju. Mereka lebih senang menjawab pertanyaan fans via Twitter, tanpa harus memberikan nomor telepon pribadi mereka. Dan saya lebih dimudahkan dalam mencari contact person selebriti yang ingin saya ajak kerjasama untuk program TV kantor saya, dengan bertanya via Twitter. Saya meminta mereka untuk mengirimkan contact person mereka lewat DM (direct message). Kebanyakan dari mereka menjawab tweet saya.




Tweet balasan dari celeb yang saya follow

Di tahun 2009, saya melihat kepopuleran Twitter mulai tumbuh di Indonesia, namun masih dalam kalangan terbatas. Kebanyakan mereka adalah pemilik BlackBerry. Yaa..walaupun saya belum memiliki BlackBerry saat itu, saya tetap menggunakan Twitter, walaupun porsinya belum sesering Facebook. Nah, di awal tahun 2010, barulah saya memiliki BlackBerry dan langsung menginstal UberTwitter (ketika itu). Dan menggunakan Twitter pun jadi lebih mudah dan atraktif. Heheee..


Saya sudah seperti duta Twitter saat itu, karena saya senang mempromosikan Twitter kepada teman-teman saya. Saya seperti mencekoki mereka dengan keunggulan dan keasyikan menggunakan Twitter. Beberapa dari mereka tertarik, bahkan teman yang mengajak saya pada awalnya, ternyata tidak begitu aktif di Twitter, jika dibandingkan saya. Dia pun saya cekoki. *LOL*


Kini, semakin banyak orang-orang menggunakan Twitter, apalagi ditambah dengan promosi gencar provider seluler dan HP yang memberikan layanan Twitter, hingga program-program TV yang membahas tentang Twitter. Tak hanya itu, lagu dan film pun bertemakan atau membahas tentang Twitter, contohnya, “Republik Twitter” yang tayang di bioskop tanggal 16 Februari 2012 ini. 


Alasan orang-orang menggunakan Twitter bermacam-macam, ada yang karena diajak teman, agar lebih bisa “nyampah” di timeline dibandingkan Facebook, alasan promosi, cari followers, dll. Kehidupan pun tak lepas dari Twitter. Bangun pagi, cek Twitter, ngetweet. Di jalan menuju tempat aktivitas, cek Twitter, ngetweet. Makan siang, cek Twitter, ngetweet. Perjalanan pulang, cek Twitter, ngetweet. Makan malam, cek Twitter, ngetweet. Sebelum tidur, cek Twitter, ngetweet sambil curhat di Twitter. HA! Setiap hari, kebiasaan ini berlangsung dan aktivitas ini menjadi gaya hidup baru di kalangan masyarakat dunia.


Banyak orang mengibaratkan akun Twitter mereka adalah “Alter Ego” (pribadi kedua) atau “Avatar” mereka di dunia maya. Batasan antara masalah pribadi yang tidak perlu diketahui orang banyak dan masalah yang wajar diketahui oleh orang banyak, terasa tipis batasannya. Pengguna Twitter secara bebas mengumbar apa yang ia pikirkan, lihat, dengar, cium, rasakan, tanpa memfilter apakah itu layak dibicarakan di Twitter. Menarik! Tapi kita mungkin tidak perlu mengetahui tweet seperti ini: “Pengen PUP deh, cari jamban dulu ah!” (---__---“). Belum lagi jika terjadi perang ejekan lewat Twitter, seperti kasus Marissa Haque & keluarga Adi MS. Ironis! Nggak masalah mau ngetweet semaunya, toh itu Twitter masing-masing. Terserah sih! Saya juga kadang gatel untuk ngetweet apa yang saya mau, tapi ketika ingin menekan ENTER, saya akan coba lihat sekali lagi, apakah benar saya ingin mem-posting tweet tersebut? Jika terlanjur di-posting, saya akan segera menghapusnya. Karena kemungkinan ada orang lain yang terganggu dengan tweet saya. Kecuali, kalau itu yang diharapkan.#eh



Twitter war yang terjadi di antara celeb

Sekarang, Perusahaan Twitter menyadari kekuatan dari postingan tweet di Twitter, sehingga Twitter mengambil langkah dengan melakukan filterisasi  dengan batasan negara. Sebagai contoh, seandainya tweet kita  dianggap mengancam stabilitas negara tempat kita tinggal, tweet kita akan diblokir dan tidak bisa dilihat pengguna Twitter di negara kita atau lingkup regional negara tertentu, namun masih bisa dilihat oleh pengguna Twitter di negara lain.



Yak..Saya rasa kita sudah mulai harus memfilter apa yang ingin kita tweet. Boleh saja bercanda, atau sekedar menyindir seseorang di Twitter, tapi bahasanya mungkin harus lebih bijak, tidak sekedar cuma dengan sumpah serapah tanpa penjelasan. Kepribadian kita tercermin dari apa yang kita tulis. Setidaknya, itulah yang dapat dilihat di Twitter. Lebih baik kita menulis tentang lelucon yang menyegarkan, motivasi, kata-kata cinta, informasi berguna, dan hal-hal positif lainnya. Apa pun itu, semoga Twitter jadi social media yang menyenangkan dan berguna dalam hidup kita. Sampai jumpa di TwitterLand, Twitfellas! Follow saya ya ... @hfizlubis ;)

You Might Also Like

0 comments